Postingan

'Narasi' Ukhuwah

Gambar
A ku lupa kapan  pers isnya bersua denganmu Kak. Aku hanya mengingat bahwa kita dipertemukan lewat lingkaran cinta yang pada akhirnya membuat kita layaknya adik kakak. Jumlah kita tak ramai kala itu. Namun momen setiap pekannya adalah hal yang selalu kita nantikan. Terkadang, saat jadwal pertemuan itu telah tiba, banyak godaan yang menghampiri kita. Namun semuanya kita lewati karena saling menguatkan, saling mendoakan dan mendukung. Apalagi kala itu kita ibarat 'tukang ojek' dalam dalam lingkaran itu. Menjemput mereka yang jika kadang terkendala bepergian karena suami mereka ada kerja. Kita asyik-asyik aja dengan tugas itu. Tak mengenal jarak. Malah kadang bertanya dan menawarkan jasa. Usia kita hanya beda satu tahun. Hal itu yang tidak pernah menjadi masalah bagi kita. Kadang kita sharing, saling berbagi, bercerita tentang kendala dan masalah lalu mencari solusi. Aku masih ingat kala itu, saat bermain-main ke rumahmu Kak. Bertemu adik bungsumu yang sering kakak ceritakan di li

Cinta dan Mencintai Dalam Ikatan Yang Halal

Gambar
Sumber: Doc. Pernikahan 2019 A da beragam hal yang tidak bisa kita prediksi. Semuanya hadir di luar perencanaan dan dugaan kita. Semuanya muncul bukan karena skenario kita. Walau sebenarnya hal itu sudah sesuatu yang telah pasti karena telah tertulis di Lauh Mahfuz, namun tetap dirahasiakan oleh-Nya. Kerahasiaan itulah yang menjadikannya layaknya sebuah kejutan bagi kita. Adalah cinta, yang menjadi salah satunya. Cinta yang kumaksud tentu saja tentang cinta yang halal. Jodoh itu pasti, entah itu di dunia atau di akhirat. Dan kehadiran jodoh itulah salah satu yang seakan menjadi kejutan bagiku. Aku bertemu dengannya di tahun 2014. Itu untuk pertama kalinya. Aku belum mengenalinya sama sekali. Hanya tahu namanya, itupun tidak begitu hafal. Jangan suruh aku membayangkan wajahnya, sebab rupanya memang tak terbayangkan sedikit pun olehku. Aku berkenan diakrabi sebab kami berada dalam satu wadah perjuangan yang satu. Saat pertama kali berkomunikasi melalui media sosial saja aku ketakutan. Se

Papan tulis pandemi?

Gambar
Saya lupa tahun berapa persisnya menempa papan tulis kecil ini. Namun yang jelas papan tulis kecil ini dibuat dengan jalan pikiran agar pas pergi 'melapak', bisa dimanfaatkan untuk mengajar anak-anak. Jadi pas sebagian anak-anak sedang membaca buku, sebagiannya lagi belajar, entah itu berhitung ataupun menuliskan huruf di papan tulis itu. 'Melapak' bukan tugas utama saya. Dilakoni di luar tugas wajib yang dilakukan sehari-hari. Namun kegiatan itu menjadi salah satu upaya untuk mendekatkan anak-anak dengan buku. Jika saya ditanya, sudahkah tampak manfaatnya? Jawabannya belum. Karena zaman sekarang gawai memang lebih menarik dibandingkan buku. Akan tetapi ini bukan generalisasi.  Ada orang yang candu dengan buku, namun bukan berarti tak menggunakan gawai. Ia masih dapat mengontrol diri dalam menggunakan gawai. Nah, kalau anak-anak yang biasa datang di lapak yang pernah dilakukan, itu didominasi jenjang sekolah dasar. Itulah mungkin salah satu alasan mengapa dampaknya bel

Ibu beranak (melahirkan) ya?

Gambar
Kegiatan Belajar di rumah masa pandemi covid-19       Pandemi covid-19 yang belum berakhir mengharuskan anak-anak masih harus belajar di rumah. Belum diperbolehkan untuk hadir di sekolah karena surat edaran menyampaikan demikian.      Salah satu yang membuat dilema adalah jika harus memberikan tugas secara langsung sementara mereka baru naik kelas. Maka, mau tak mau harus membuat pertemuan dulu sebelum penugasan. Tentu dilakukan setelah memberikan surat pemberitahuan ke orang tua dan dikomunikasikan dengan Kepala Sekolah dan Guru. Jumlah yang lebih ramai dari sebelumnya mengharuskan mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Jadwal yang diselang seling menyesuaikan kondisi fisik juga. Hari ini adalah jadwal kelompok kedua. Pengalaman dari kelompok pertama, tak pernah pas jumlahnya, pasti berlebih. Karena ada aja temannya yang ikut, padahal bukan jadwalnya. Saat temannya belajar, dia pun disuruh baca buku cerita aja, daripada harus disuruh pulang sendirian kan. . . Di tengah waktu belajar

Bertemu Tere Liye

Gambar
Momen dan Impresi Impresi   Oktober 2019 yang lalu menjadi sebuah momen yang takkan terlupakan sepanjang perjalanan. Kesempatan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Lewat lingkaran cinta, mendapatkan kesempatan tersebut. Walau awalnya terasa berat, sebab amanah itu mengharuskan diri untuk menyeberangi lautan di spasi waktu. Jumlah yang sedikit, akses informasi dan transportasi yang tak begitu padu, adalah tantangan yang pada akhirnya dilewati karena kesatuan dan kebersamaan. Membagi waktu dari jarak yang tak jauh, namun juga tidak dekat. Mengamati musim dan kondisi. Saling berkomunikasi walau rasanya segan. Menikmati ombak dan angin kencang saat akan menghantarkan Tere Liye menuju lokasi kegiatan. Tak terpikirkan lagi ombak, walau jantung berdegup-degup. Sesekali tertawa mengamati celoteh dari Tere Liye dan tim kala itu. Rasa lelah itu sirna dengan sendirinya. Bukan tentang kita yang dipikirkan saat itu, namun tentang kemaslahatan dan kebermanfaatan kegiatan untuk o

Perjalanan Yang Tak Biasa

Gambar
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Setiap perjalanan memberikan makna tersendiri bagi tuannya. Demikian jugalah yang aku rasakan. Sejak tahun 2014 aku berkeinginan dapat menjejaki Sulawesi. Satu dari sekian pulau besar di Indonesia. Akan tetapi, seapik apapun kita merencanakan sesuatu, ketetapan itu hanyalah milikNya. Sejak niatan itu pula aku terus berupaya. Menabung keinginan lewat ikhtiar yang berspasi. Memadukan keyakinan dan ikhtiar, lalu digenapi dengan doa. Hingga akhirnya pemilik semesta mengabulkannya.  Perjalanan yang cukup jauh, namun bersyukur karena jasadku tak 'rewel' seperti biasanya. Padahal biasanya itu, membayangkan jarak saja sudah sakit kepala, pusing duluan. Alhamdulillah untuk perjalanan ini jasad dapat diajak berkompromi. Melampaui daratan, udara hingga sampailah di tujuan. Maa Sya Allah walhamdulillah, bersyukur dapat menjejaki pulau Sulawesi. Sebelumnya hanya mampir sejenak karena transit sebelum melanjutkan perjalanan menuju latar berikutny

Ia yang kuakrabi dengan sapaan -Man-

Gambar
Aku mengakrabinya dengan sapaan  Man . Di bulan namaku, yaitu Juni 2018 adalah perjumpaan perdana dengannya saat mengikuti kegiatan SiDaus di Jakarta. Belum pernah bersua sebelumnya dan juga tak pernah berkomunikasi walaupun melalui media sosial, sebab memang belum mengenalinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Di perjumpaan perdana itu pula aku mengetahui bahwa logo harlah SM-3T yang sejak awal muncul sudah menghadirkan kekaguman dalam kalbu. Hingga kugoreskan dalam sebuah kalimat metafora, dan barangkali tak dimaknai oleh yang membaca sebelumnya, jika saja tak kuberitahu. Karya yang sedemikian  sempurna itu adalah hasil karyanya.  Kala itu kami saling bertegur sapa di sela-sela kegiatan. Saling bertanya nama lalu akrab di spasi waktu yang singkat. Kemudian bercengkerama dalam waktu begadang untuk menyusun reportase bersama. "Kakak cepat juga ya akrab," ujarnya malam itu. Aku hanya tertawa merespon ujaran itu. Saling berbagi cerita tentang tempat tugas dan